Koordinasi Penataan Ruang dalam Penataan Transportasi di Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten

Sumber Gambar :

Kota Serang bersama dengan Kabupaten Serang dan Kota Cilegon termasuk dalam Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II di Provinsi Banten, diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pariwisata, jasa, perdagangan, dan pertambangan. Untuk pengembangan semua kegiatan tersebut diperlukan berbagai sarana dan prasarana terutama transportasi yang merupakan tugas dan fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam pembangunan dan pengembangan prasarana transportasi berupa jalan dan jembatan, serta Dinas Perhubungan dalam pembangunan dan pengembangan sisten dan sarana tranportasi.

Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten mengalami kemajuan yang pesat diberbagai bidang yang selain berdampak positif juga memiliki dampak negatif, salah satunya kemacetan di banyak ruas jalan. Demikan salah satu latar belakang dilaksanakannya Rapat Koordinasi Penataan Ruang dalam Penataan Transportasi di Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten yang dilaksanakan Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Energi Sumber Daya Mineral (TRLH dan ESDM), Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Bappeda Banten Selasa (30/4) di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Banten. “Perlu dilakukan identifikasi permasalahan penyebab kemacetan, integrasi sarana dan prasarana transportasi serta pengendalian pemanfaatan ruang yang ada”, tutur Muhtarom, Kepala Bappeda Provinsi Banten dalam sambutannya.

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kendaraan di Kota Serang yang dapat menyebabkan kemacetan, menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Tri Nurtopo telah diusulkan sejumlah konsep rute guna memenuhi pelayanan angkutan umum massal perkotaan, yaitu: 1. Pakupatan-Ciceri-Kaligandu-Banten Lama, 2. Pakupatan-RSUD Banten-Unbaja-UIN-Untirta, 3. Rangkasbitung-Palima-Unbaja-KP3B-UIN Serang, 4. Pandeglang-Palima-Untirta, 5. Kepandean-Alun-alun-MoS-Bhayangkara-Cipocok, 6. Kepandean-Kramatwatu-Simpang PCI, dan 7. Pakupatan-Ciruas-Cikande.

Sementara itu, sejumlah ruas jalan baru telah direncanakan untuk mengurai kemacetan di Kota Serang yaitu: 1. Pembangunan Gerbang Tol Serang Baru (Bogeg), 2. Pembangunan Akses Tol Cikeusal (Cikeusal-Boru), 3. Relokasi Jalan Palima-Baros, 4. Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Serang (Palima-Kramatwatu), 5. Pembangunan Jalan Lingkar Utara Serang (Pakupatan-Kramatwatu), 6. Pembangunan Jalan lingkar Dalam Kota Serang (Cipocok-Drangong), 7. Relokasi Jlan Banten Lama, 8. Pembangunan Jalan Sudirman-Bogeg (Railway Frontage). “Usulan ruas jalan baru tersebut mempunyai panjang total 65,13 KM dengan perkiraan biaya mencapai Rp. 1,9 Triliun,” pungkas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten Hadi Soeryadi.

Selain itu hadir Djoko Prijo Utomo, narasumber dari BPPT yang menyampaikan Konsep Penataan Transportasi Masal untuk mendukung Ibukota Provinsi Banten. “Perlu pengelolaan transportasi berupa alternatif dengan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, three in one, parkir progresif, dsb, yang secara bersamaan mendorong dan mempromosikan angkutan umum massal” papar Djoko. (aks/ik)


Share this Post